Minggu, 09 Februari 2014

SMA Negeri 4 Maros, Sekolah Pertama Peduli Lingkungan


SMAN 4 Bantimurung menjadi satu-satunya sekolah ditingkat SMA di Kabupaten Maros yang meraih penghargaan Piagam Adiwiyata Nasional 2013 yang diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) bersama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Penghargaan ini juga mengantarkan SMA 4 Bantimurung menyandang predikat "sekolah peduli lingkungan". (ist)




-----------------------

Sekolah Pertama Peduli Lingkungan


Sun,09 February 2014
http://www.fajar.co.id/keker/3126904_5676.html

SOBAT KeKeR, teman-teman kita di SMAN 4 Bantimurung punya prestasi membanggakan loh? Baru-baru ini mereka meraih penghargaan piagam Adiwiyata Nasional 2013 yang diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) bersama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Wuah, hebat yah?!

Sebagai sekolah binaan SMPN 2 Maros, SMAN 4 Bantimurung menjadi satu-satunya sekolah ditingkat SMA di Kabupaten Maros yang meraih penghargaan tersebut. Penghargaan ini juga mengantarkan SMA 4 Bantimurung menyandang predikat "sekolah peduli lingkungan".

"Yang lebih menggembirakan lagi karena di tahun yang sama, kita menerima Adiwiyata tingkatan Kabupaten, Adiwiyata tingkat Provinsi, dan yang terakhir Adiwiyata Nasional," terang Kepala SMAN 4 Bantimurung, Drs A Musyafir B, MM.

Ia mengatakan penghargaan piagam Adiwiyata Nasional 2013 ini merupakan kebanggaan tersendiri baginya. Karena sekolahnya merupakan sekolah pertama dan satu-satunya yang meraih piagam Adiwiyata Nasional.

Setelah diperolehnya penghargaan Adiwiyata Nasional ini, dia mengaku akan melanjutkan tingkatan prestasi dibidang lingkungan itu dengan mencoba menuju sekolah Adiwiyata Mandiri.

"Salah satu persyaratannya itu harus memiliki sepuluh sekolah binaan. Dan sekarang kita sudah punya sekolah binaan yaitu SDN Pakalu 1, SDN 105 Alatengae, SMPN 22 Bantimurung, SMPN 10 Leang Leang, SMPN 15 Simbang, SMAN 5 Tanralili, SMAN12 Cenrana, SMKN 2 Simbang, Ma Darul Ulum dan Ma JJI  Bantimurung," ungkap Musyafir.

Tak hanya itu, penerapan budaya peduli lingkungan di lingkungan sekolah juga dilakukan dengan menyuguhkan makanan-makanan berbau tradisional dan menghindari penyediaan makanan dari pengawet.

"Kita juga mengintegrasikan pendidikan karakter dan lingkungan hidup. Jadi semua mata pelajaran terintegrasi dengan pendidikan lingkungan hidup," ujarnya.

Tidak hanya dibidang lingkungan, prestasi siswa SMAN 4 Bantimurung beberapa tahun terakhir juga tidak kalah menterengnya, seperti dibidang Bahasa Jerman. Ini dibuktikan dengan meraih juara umum dalam lomba olimpiade Bahasa Jerman.

Bahkan menurut  Musyafir, khusus olimpiade Bahasa Jerman, sekolahnya menjadi juara pertama tingkat region dan berhak mewakili ke ajang tingkat Nasional di Jakarta.

"Jadi untuk Bahasa Jerman memang kita punya kurikulum. Programnya semua kelas mulai kelas X sampai kelas XII belajar Bahasa Jerman," terang Musyafir, menambahkan.

Salah seorang guru Bahasa Jerman, Abdul Azis mengatakan dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir sejak 2004 pihaknya sudah lima kali meraih juara umum untuk Bahasa Jerman. Dia mengatakan hampir semua cabang olahraga Bahasa Jerman telah dijuarai siswanya. Di antaranya olimpiade Bahasa Jerman, lomba mengarang Bahasa Jerman, tata bahasa, kosakata, bercerita dalam bahasa jerman, dan berpuisi dalam Bahasa Jerman.

Kiat-kiat prestasi para siswanya tak lupa dibagikan kepada sahabat KeKeR.

"Kiat-kiatnya yaitu yakin karena dengan keyakinan maka bahasa jerman dapat kita kuasai.  Motivasi inilah juga yang membuat siswa kami giat belajar dna mengikuti lomba," tutur Azis. Perlombaan Gebyar Bahasa Jerman ini, kata dia diselenggarakan oleh Ikatan Guru Bahasa Jerman Indonesia (IGBJI).

Dia mengatakan keinginannya menerapkan bahasa asing seperti Bahasa Jerman dikarenakan letak sekolahnya yang sangat dekat dengan Taman Wisata Alam Bantimurung yang banyak didatangi para turis asing.

"Makanya kita mulai menerapkan Bahasa Jerman. Dan ternyata itu mendapat sambutan positif dari siswa," katanya.

Dari situlah kemudian sekolahnya mulai mengikuti lomba dan meraih juara umum ditingkat region.

"Ditahun 2013 kami kembali meraih juara umum dan terpilih mewakili ke ajang Nasional," tambah Abdul Azis, yang juga menyebutkan Hj Atigah sebagai salah satu guru pengajar selain dirinya.

Sama dengan Bahasa Jerman, ajang kompetisi Bahasa Inggris pun menjadi langgaran siswa di sekolah ini, namun,  Mahirawati, guru Bahasa Inggris, mengatakan kompetisi yang diikutinya baru sebatas tingkat provinsi. Seperti lomba debat Bahasa Inggris di tingkat provinsi berhasil meraih juara satu dan Story Telling juara dua tingkat provinsi.

"Sedangkan untuk ditingkat kabupaten, perlombaan English Speech kita meraih juara umum," sebutnya.

Tiga Zona Bahasa

TAHU gak sahabat keker, rahasia prestasi di bidang bahasa yang diraih  SMAN 4 Bantimurung adalah salah satunya dengan penerapan zona atau areal bahasa asing. Di zona ini, menurut Abdul Azis, salah seorang guru, siswa wajib menggunakan bahasa sesuai dengan zonanya masing-masing.

Misalnya zona bahasa lokal, ditetapkan berada di sekitar areal halaman,  zona Bahasa Indonesia serta zona bahasa Asing, disisi lainnya.

"Jadi untuk disekitar areal halaman sekolah itu areal bahasa lokal. Siswa bebas menggunakan bahasa sehari-hari," katanya.

Dikatakan Azis penerapan tiga zona ini dilakukan untuk melatih kecakapan siswa dalam penguasaan bahasa.

Nah, Sobat KeKeR, itulah sekelumit prestasi teman kita di SMAN 4 Bantimurung, bagaimana dengan kalian? Jangan mau kalah yah? manfaatkan waktu kalian untuk kegiatan yang bermanfaat guys! (rin/dya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar