Selasa, 03 Juni 2014

Investor China Siap Bangun Smelter di Bantaeng



PINTU GERBANG Pantai Marina, Bantaeng. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah memfasilitasi delapan investor asal China yang ingin membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) feronikel. Dirjen Basis Industri Manufaktur, Kemenperin Harjanto menuturkan, delapan investor ini akan membangun smelter feronikel beserta industri turunan nikel di dalam negeri. (Foto: Asnawin)



---------

Investor China Siap Bangun Smelter di Bantaeng


http://ekonomi.inilah.com/read/detail/2105936/kemenperin-8-investor-china-siap-bangun-smelter#.U41-IOScdds

INILAHCOM, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tengah memfasilitasi delapan investor asal China yang ingin membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) feronikel.

Dirjen Basis Industri Manufaktur, Kemenperin Harjanto menuturkan, delapan investor ini akan membangun smelter feronikel beserta industri turunan nikel di dalam negeri.

"Kami sudah siapkan wilayah di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan," kata Harjanto di kantor Kemenperin, Senin (2/6/2014).

Menurut Harjanto, delapan investor ini akan berkunjung ke Kemenperin, Selasa (3/6/2014). Dalam kunjunangan nanti, Harjanto mengharapkan delapan investor tersebut menunjukkan business plan-nya.

"Kami harapkan mereka tunjukkan business plan-nya. Kami sudah sediakan lahan. Kemudian power plant juga ada dan disanggupi Pemda setempat," katanya.

Ia menambahkan, investasi yang bakal dikeluarkan bisa mencapai US$4 miliar. Sebab, proyek yang dibangun tidak hanya membangun smelter, melainkan industri turunan nikel.

"Mereka mau main di feronikel dan turunannnya. Investasi yang dikelaurkan bisa mencapai US$4 miliar. Kami harapkan ini memengaruhi kinerja industri manufaktur," ucapnya.

Sementara itu, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengapresiasi tindak tanduk China dalam melakukan investasi pada nilai tambah bidang mineral Indonesia. Sikap China dianggap realistis di tengah minimnya perusahaan tambang dalam negeri merealisasikan pembangun smelter.

"Paling tidak kerja sama gtog antara China dan Indonesia sudah terjadi. Dia mengerti latar belakang hukum itu, mereka komitmen. Secara resmi saya katakan terimakasih China. Kami melayani sepenuh hati," tutur Hidayat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar