Senin, 10 Februari 2014

Jangan Abaikan Komunitas Bissu



BUDAYAWAN Asdar Muis RMS hadir di perayaan HUT Kabupaten Pangkep ke 54 di DPRD Pangkep, Jl Beringin No 1, Sabtu (8/2/2014). Asdar yang putra asli Pangkep ini membacakan esai bertajuk "Bissu, Bisul, Bisu" di hadapan para pejabat dan ratusan undangan yang hadir. (Foto: Mutmainnah/Tribun Timur)







-----------------


Jangan Abaikan Komunitas Bissu


Sun,09 February 2014
http://www.fajar.co.id/sulawesiselatan/3127110_5663.html

PANGKEP, FAJAR -- Perayaan HUT ke-54 Kabupaten Pangkep tak hanya diwarnai dengan pesta rakyat yang sangat meriah. Kritikan pedas dari salah satu budayawan Sulsel, Asdar Muis RMS menjadi pembeda dalam peringatan hari jadi yang digelar di Ruang Rapat Paripurna DPRD Pangkep, Sabtu, 8 Februari 2014.

Asdar yang merupakan putra asli Pangkep ini melafalkan esai bertajuk Bissu, Bisul, Bisu. Dia dengan tegas mengkritiki pemerintah yang tak memperhatikan kebudayaan asli Sulsel berupa Bissu. Menurutnya, komunitas ini di ambang kepunahan.

Bahkan dia terlebih dahulu memeprdengarkan rekaman suara almarhum Puang Saidi, salah satu tokoh komunitas Bissu di Kecamatan Segeri, Pangkep. Puang Saidi sendiri mantan ketua Bissu yang sangat terkenal hingga keluar negeri. Dia dan anggota Bissu lainnya, membawa nama Pangkep hingga keluar negeri. Tetapi mereka malah dilupakan.

"Bissu merupakan peninggalan asli dari kerajaan Siang. Kerajaan merupakan kerajaan asli di Pangkep sebelum kebesaran kerajaan Gowa. Dan sekarang yang tersisa dari kerajaan Siang hanyalah Bissu. Tetapi sayang, ditengah pembangunan yang gencar, rupanya Bissu kian terpinggirkan dan terlupakan," katanya kepada seluruh Pejabat dan Muspida Sulsel yang hadir.

Menurutnya, Bissu yang merupakan lelaki kemayu itu di ambang kepunahan. Anggota komunitas mereka hanya tersisa tak lebih dari 10 orang.

"Kemana pemerintah? Kenapa dilupakan," tegas Asdar terheran-heran dengan sikap Pemerintah.

Menurut dia, penyampaian kritikan itu tepat dihari jadi Kabupaten Pangkep adalah waktu tepat agar para pejabat pemerintahan sadar akan pentingnya melestarikan komunitas yang teguh menjaga kebudayaan kita.

"Bissu itu seperti terkena Bisul namun tak bisa mengungkapkannya karena membisu. Artinya mereka tidak diperhatikan pemerintah meski sudah di ambang kepunahan," tagasnya.

Asdar tampil di depan para pejabat. Dia mengenakan wig berwarna merah terang disertai selendang dan juga sarung yang dipakai tetapi tak diikat di badannya. Dia menggambarkan dirinya sebagai salah satu komunitas Bissu di Pangkep. (syl/arm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar