ANGIN PUTING BELIUNG. Rumah milik Daeng Limpo (seorang veteran pejuang) dan beberapa rumah lainnya, di Lingkungan Bontonompo, Kelurahan Canrego, Kecamatan Polongbangkeng Selatan, Kabupaten Takalar, terkena angin puting beliung, Jumat siang, 13 November 2015. (Foto: Asnawin Aminuddin)
----------
Ahad,
15 November 2015
Angin Puting
Beliung “Menyapa” Takalar
TAKALAR,
(PEDOMAN KARYA).
Para petani di desa sangat merindukan turunnya hujan, karena musim kemarau
sudah cukup lama. Lahan pertanian, persawahan, dan perkebunan, umumnya sudah
kekeringan.
Jumat, 13 November 2015, hujan yang
ditunggu-tunggu itu benar-benar datang. Hujan mengguyur Kabupaten Takalar ba’da
shalat Jumat, sekitar pukul 13.30 Wita. Alangkah senangnya para petani, karena
lahar persawahan dan lahar perkebunan mereka tidak lagi kering.
Namun di tengah kegembiraan itu dan di
saat hujan masih turun, tiba-tiba terjadi hal yang tidak diduga dan juga tidak
diingini. Angin puting beliung datang “menyapa” dan merusak empat rumah di
Lingkungan Bontonompo, Kelurahan Canrego, Kecamatan Polongbangkeng Selatan.
Salah satu rumah yang rusak adalah rumah
panggung milik Daeng Limpo, seorang veteran pejuang perang yang diperkirakan
berusia sekitar 100 tahun. Atap seng sisi kanan rumahnya diterbangkan angin
puting beliung, sehingga air hujan pun dengan bebas masuk dan membasahi rumah
Daeng Limpo.
Beberapa saat setelah kejadian tersebut,
warga setempat pun berdatangan ke rumah Daeng Limpo. Mereka membantu
memindahkan atap seng yang jatuh ke tanah di halaman rumah sebelah kanan.
Saat kejadian, Daeng Limpo kebetulan
sedang duduk-duduk di kolong rumahnya. Namun meskipun ada angin puting beliung
dan atap seng rumahnya diterbangkan angin, Daeng Limpo tenang-tenang saja. Dia
tidak panik seperti keluarganya dan para tetangga.
”Mau diapa lagi. Ini sudah terjadi dan
ini bukan kehendak kita. Tidak apa-apa,” katanya.
Ketika ditanyakan apakah dirinya ingin
melaporkan kejadian tersebut kepada Pemkab Takalar untuk mendapatkan bantuan,
dia mengatakan, kalau ada yang mau membantu, dirinya tentu sangat
berterima-kasih.
“Saya ini sudah tua, tidak mungkin saya
yang datang melapor kepada bupati, tetapi kalau ada yang mau membantu, silakan
saja,” ujar Daeng Limpo.
Berita tentang rumah Daeng Limpo cepat
menyebar, sehingga banyak sanak familinya yang berdatangan. Maka hingga malam
hari, Daeng Limpo nyaris tak pernah beristirahat. Sanak familinya yang datang
antara lain Alimuddin Namba (salah seorang tokoh masyarakat Takalar), serta
beberapa wartawan. (Hasdar Sikki/Asnawin Aminuddin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar