Kamis, 27 Maret 2014

Politik Harus Berkarakter dan Beretika


Calon legislator DPRD Kota Makassar Dapil 4 (Kecamatan Panakkukang dan Kecamatan Manggala), Syahrir Badaruddin, mengatakan, politik harus berkarakter dan beretika. Dalam politik, kalkulasi politik untuk merebut kekuasaan atau untuk mendapatkan sesuatu, tidak selalu harus didahulukan. Seorang politisi, harus memiliki karakter yang kuat dan bekerja sesuai amanah rakyat dan untuk kepentingan rakyat banyak. (Foto: Asnawin)






----------------

Syahrir Badaruddin:

 

Politik Harus Berkarakter dan Beretika



Politik harus berkarakter dan beretika. Dalam politik, kalkulasi politik untuk merebut kekuasaan atau untuk mendapatkan sesuatu, tidak selalu harus didahulukan. Seorang politisi, harus memiliki karakter yang kuat dan bekerja sesuai amanah rakyat dan untuk kepentingan rakyat banyak.

"Kita berharap ke depan, tidak ada lagi semacam pemerasan, menitip, dan sebagainya. Itu merusak," tandas mantan Ketua Pelajar Islam Indonesia (PII) Sulsel yang kini maju sebagai calon legislator DPRD Kota Makassar Dapil 4 (Kecamatan Panakkukang dan Kecamatan Manggala), Syahrir Badaruddin, kepada wartawan di Makassar, beberapa waktu lalu.

Setiap calon legislator, lanjutnya, harus memiliki visi dan misi yang disampaikan secara terbuka kepada masyarakat, termasuk alasannya menjadi caleg, sehingga masyarakat luas dapat mengenali dan memberikan penilaian.

Sebagai calon legislator, pria kelahiran Pinrang, 3 Agustus 1960, mengaku ingin menjadi penyeimbang antara legislatif dengan eksekutif di DPRD Kota Makassar.

"Pengetahuan, pendidikan, dan pengalaman para legislator harus seimbang dengan eksekutif, agar mereka bisa saling bersinerji dengan baik dan berkualitas," katanya.

Wakil Ketua Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB-PII) Sulsel yang kini melanjutkan kuliah pada program doktoral (S3) Adiministrasi Publik Universitas Negeri Makassar, mengatakan, eksekutif yang menjadi pejabat SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) sudah banyak yang berpendidikan S2 (magister) atau S3 (doktor), sedangkan legislator masih bisa dihitung jari yang berpendidikan S2 atau S3.

Akibatnya, kata Wakil Ketua DPC PPP Kota Makassar, pembicaraan atau pembahasan program kerja dan pembahasan solusi atas berbagai masalah yang dihadapi pemerintah, kadang-kadang tidak nyambung.

"Mudah-mudahan saya bisa menjadi penyeimbang kelak kalau terpilih sebagai anggota dewan (DPRD Kota Makassar, red)," ungkap Syahrir.

Dunia Pendidikan
Menyinggung latar-belakang kehidupan dan pekerjaannya, Syahrir mengatakan, sejak sekolah sampai sekarang dirinya selalu berurusan dengan dunia pendidikan.

Ketika masih kuliah, dia aktif dalam organisasi Pelajar Islam Indonesia, bahkan sempat menjadi Ketua PII Sulsel pada pertengahan tahun 80-an.

"Saya tidak pernah lepas dari PII, bahkan sekarang saya dipercaya sebagai wakil Ketua Keluarga Besar PII Sulsel," ungkapnya.

Dia juga pernah menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Akademi Teknik Industri Makassar (ATIM).

Syahrir Badaruddin juga sudah lama mengelola sekolah dan menjadi Ketua Yayasan Pendidikan Masyarakat Madani Makassar.

"Mungkin karena saya selalu berurusan dengan pendidikan, maka saya dipercaya menjadi pengurus Dewan Pendidikan Kota Makassar," ujarnya. (asnawin)

--------------
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan Anda di blog "Sulawesi Selatan"]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar