Senin, 24 Maret 2014

JK Dapat Nilai Tertinggi dari 330 Profesor


TERTINGGI. Mantan Wapres RI Jusuf Kalla (kanan) dan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, pada salah satu kegiatan. JK memperoleh nilai tertinggi dalam survey calon presiden dan calon wakil presiden yang diadakan Pol-Tracking Institute dengan melibatkan 330 profesor pada 33 provinsi sebagai responden. Pol-Tracking melaksanakan survei dari 3 Februari hingga 10 Maret 2014. (int)

--------------


JK Dapat Nilai Tertinggi dari 330 Profesor


- Syahrul Yasin Limpo dan Nurdin Abdullah Turut Disurvei

Senin, 24 Maret 2014
http://nasional.kompas.com/read/2014/03/24/0658394/JK.Dapat.Nilai.Tertinggi.dari.330.Profesor
http://www.koran-sindo.com/node/377193

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebanyak 330 profesor di 33 provinsi jadi responden survei pakar yang diselenggarakan Pol-Tracking Institute untuk mencermati kualitas calon presiden. Skor teratas diduduki Jusuf Kalla dan paling rendah Rhoma Irama.

Survei bertajuk ”Mengukur Kualitas dan Kapabilitas Personal Kandidat Capres-Cawapres 2014” ini dipublikasikan di Jakarta, Minggu (23/3). Direktur Pol-Tracking Institute Hanta Yudha mengatakan, survei dilakukan 3 Februari-10 Maret 2014. Ada 35 capres-cawapres potensial yang dikeluarkan Pol-Tracking dalam survei tersebut.

Metode penentuan capres-cawapres berdasarkan rangkaian survei dan riset yang dilakukan Pol-Tracking. Pol-Tracking juga menyaring dan menguji kelayakan 35 kandidat melalui kajian metaanalisis pemberitaan media massa, hasil survei, dan dokumentasi studi yang relevan, serta focus group discussion.

”Hasil yang didapat merupakan penilaian setiap tokoh dari rerata tujuh aspek dimensi yang dinilai,” kata Hanta.

Tujuh aspek itu adalah integritas, visi dan gagasan, leadership dan keberanian mengambil keputusan, kompetensi dan kapabilitas, pengalaman dan prestasi kepemimpinan, kemampuan memimpin pemerintahan dan negara, serta kemampuan memimpin koalisi partai politik di pemerintahan.

Lima besar urutan teratas dengan rata-rata skornya adalah Jusuf Kalla (7,70), Joko Widodo (7,66), Mahfud MD (7,55), Wiranto (7,09), dan Prabowo Subianto (7,08). Hanta mengatakan, baru kali ini Jokowi dalam sebuah survei tidak menduduki urutan pertama.

Untuk skor total, terdapat 25 yang mempunyai skor nilai kualitas dan kompetensi personal di atas nilai ketercukupan 6. Menurut dia, dari tujuh aspek yang dinilai para pakar, JK unggul pada lima aspek.

“Dari tujuh aspek yang dinilai oleh 330 profesor, JK unggul di lima aspek, sementara Jokowi di dua aspek,” ujarnya.

Lima aspek yang membuat JK unggul, lanjut dia, pada aspek kapabilitas dan kompetensi, pengalaman dan prestasi, leadership skill dan keberanian memutuskan, visi dan gagasan, serta kemampuan mengelola koalisi partai di pemerintahan.

“Setelah dirata-ratakan JK memiliki skor tertinggi. Wajar karena JK memang memiliki pengalaman dari segi senioritas dan karirnya, serta keberanian mengambil keputusan ketika menjadi Wapres juga mungkin menjadi pertimbangan bagi para responden professor,” jelasnya.

Kandidat yang disurvei masuk dalam lima besar Riset Assessment Public Opinion Maker (POM) Kandidat Muda Potensial pada Oktober 2012 dan Mei 2013, serta masuk dalam 20 besar Survei Nasional Opini Publik Elektabilitas Top of Mind pada survei nasional Oktober dan Desember 2013.

Selain itu, Pol-Tracking juga melakukan penyaringan dan uji kelayakan terhadap 35 kandidat melalui kajian meta-analisis pemberitaan media massa, hasil survei, dan dokumentasi studi yang relevan, serta focus group discussion (FGD). Nama-nama yang disurvei juga melalui pendalaman untuk memastikan kandidat tidak tersangkut kasus hukum.

Yang menjadi identifikasi penting terkait integritas. Pol-Tracking juga memilah skor total terhadap kandidat capres-cawapres potensial untuk tiga kategori yaitu, ketua umum partai politik, peserta konvensi Partai Demokrat dan kepala daerah.

Untuk skor total kandidat untuk kategori ketua umum parpol, rangking tertinggi ditempati Wiranto, (7,09), disusul Prabowo (7,08), Surya Paloh (6,81), Yusril Ihza Mahendra (6,72), Aburizal Bakrie (6,70), Hatta Rajasa (6,56), Megawati Sukarnoputri (6,39), Sutiyoso (6,15), dan Suryadharma Ali (6,06), Anis Matta (5,92) dan Muhaimin Iskandar (5,81).

Untuk skor penilaian tokoh berdasarkan kategori peserta konvensi Partai Demokrat, Dahlan Iskan menempati posisi teratas (6,61), disusul Gita Wirjawan (6,18), Marzuki Alie (6,18), Endriartono Sutarto (6,09), Pramono Edhie Wibowo (6,04), Dino Patti Djalal (5,93), Irman Gusman (5,88), Hayono Isman (5,81), Ali Masykur Musa (5,69), Sinyo Harry Sarundajang (5,51).

Pol-Tracking juga mencatat, dari 35 kandidat terseleksi berdasarkan kategori kepala daerah. Namun demikian, hanya Joko Widodo (7,70) yang menembus total skor penilaian tujuh aspek dimensi di atas 7.

Sementara itu, terdapat empat kandidat kepala daerah yang mempunyai skor penilaian di atas 6, yaitu Tri Rismaharini (6,84), Basuki T Purnama (6,69), Syahrul Yasin Limpo (6,16), Isran Noor (6,07), Ahmad Heryawan (5,97) dan Sinyo Harry Sarundajang (5,51).

Politisi PDI-P yang hadir dalam acara tersebut, Maruarar Sirait, mengatakan, Jokowi tak harus menang di semua aspek. Dalam hal pengalaman, misalnya, harus diakui, JK lebih unggul dari Jokowi. Bagi PDI-P, survei itu memberi gambaran tak semua yang ada di Jokowi sempurna.

Politisi Golkar yang hadir dalam acara tersebut, Indra Piliang, tak heran jika sosok JK menduduki posisi teratas.

”JK adalah sosok dan pemimpin tanpa dia harus menjadi presiden atau wakil presiden. Dia sudah memimpin banyak lembaga. Dia juga bisa diterima di semua kalangan dan dapat berbicara ke semua kelompok,” kata Indra.

Walaupun JK diunggulkan di berbagai survei, kata Indra, Golkar tetap mengusung capres Aburizal Bakrie. Dalam rerata skor, di survei pakar ini, Aburizal hanya menduduki posisi ke-10 dengan rata-rata skor 6,70, lebih unggul sedikit dari Basuki Tjahaja Purnama (6,69).

Di Surabaya, komunitas relawan Joko Widodo untuk menjadi presiden dideklarasikan. Koordinator relawan adalah Bambang DH, mantan Wali Kota Surabaya. Sekitar 1.000 orang hadir saat pendeklarasian.


Syahrul Yasin Limpo dan Nurdin Abdullah

 

---------------
Bupati Bantaeng Prof Nurdin Abdullah (kiri) bersama Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, juga masuk dalam daftar 35 tokoh nasional yang disurvei sebagai calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) potensial dengan kualitas dan kompetensi personal tertinggi. (int)
-------------






Selain Jusuf Kalla, dua tokoh Sulsel lainnya, yakni Syahrul Yasin Limpo (Gubernur Sulsel) dan Prof Nurdin Abdullah (Bupati Bantaeng), juga masuk dalam daftar 35 tokoh nasional calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) potensial dengan kualitas dan kompetensi personal tertinggi.

Syahrul yang juga Ketua Asosiasi Pemerintah Provinsi se-Indonesia berada pada peringkat 19 dengan nilai 6,16. Untuk ukuran kepala daerah, Syahrul berada diperingkat ke empat di bawah Joko Widodo, Walikota Surabaya Tri Rismaharini (6,84) pada peringkat tujuh, dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (6,69) di peringkat 11. JK dan Syahrul masuk dalam 25 besar yang mendapatkan nilai diatas 6,00 hasil survei dengan tema “Mengukur Kualitas Personal Para Kandidat Capres-Cawapres 2014”.

Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah juga masuk pada peringkat 26-35 dengan nilai dibawah 60.

--------------
[Terima kasih atas kunjungan, komentar, saran, dan kritikan Anda di blog "Pedoman Rakyat"]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar