Rabu, 26 Februari 2014

Sepak Terjang Nurdin Abdullah Sebagai Bupati Bantaeng


Di bawah kepemimpinan Nurdin Abdullah (alumni Fakultas Pertanian Universitas Kyushu di Jepang), perekonomian Bantaeng tumbuh dari 5,3 persen menjadi 8,9 persen pertahun, serta berhasil meningkatkan indeks pendapatan perkapita warga Bantaeng dari Rp 5 juta menjadi Rp 14,7 juta. (int)






----------------

Sepak Terjang Nurdin Abdullah Sebagai Bupati Bantaeng



Sudah cukup banyak prestasi yang diraih Nurdin Abdullah sebagai Bupati Bantaeng. Sepak terjangnya sudah membuahkan begitu banyak capaian yang berdampak pada berbagai perubahan dan kesejahteraan rakyat Kabupaten Bantaeng.


"Selama 6 tahun ini, sudah banyak pejabat yang saya copot, seperti Kepala Badan Kepegawaian Daerah sudah berganti empat kali, wakil bupati saya itu beberapa kali ikut lelang jabatan, kalau ada pejabat yang macam dan dilapori warga saya akan copot langsung, saya dekat dengan semua warga Bantaeng," ujar mantan presiden mahasiswa asing di Jepang era tahun 1990-1993 ini.

Di periode pertama, Nurdin berhasil duduk sebagai bupati dengan raihan persentase suara sebanyak 46 persen, meskipun tanpa kampanye yang meriah.

Nurdin yang 'pulang-kampung' demi amanah almarhum ayahnya, berhasil mengungguli para kandidat yang sudah lama berkiprah di Bantaeng. Di periode kedua, tanpa kampanye dan atribut, Nurdin melenggang-kangkung dengan meraih suara 84 persen dalam Pilkada 2013 silam.

Di kepemimpinan alumni Fakultas Pertanian Universitas Kyushu di Jepang ini, perekonomian Bantaeng tumbuh dari 5,3 persen menjadi 8,9 persen pertahun, serta berhasil meningkatkan indeks pendapatan perkapita warga Bantaeng dari Rp 5 juta menjadi Rp 14,7 juta.

Selain itu pula, Nurdin juga berhasil menghapus angka kematian ibu melahirkan di Bantaeng sebelum kepemimpinannya, sebanyak 12 ibu per tahun.

Nurdin berhasil memajukan kembali varietas sayur-sayuran dan buah Bantaeng dan hasil-hasil perikanan, dengan konsep Agri-Marine Economy. Berkat kemajuan perekonomian di Bantaeng, terjadi arus balik warga Bantaeng yang merantau di luar, serta bertambahnya penduduk yang bermigrasi ke Bantaeng.

Bupati yang menjunjung tinggi filosofi Jepang pantang berbohong, disiplin, sesuai kata dan perbuatan ini juga berhasil membenahi sistem pelayanan kesehatan warganya.

Di Bantaeng, setiap warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan gratis, cukup menghubungi call center 113, maka dokter dan perawat beserta mobil ambulance akan segera menjemput pasien di rumahnya. Dengan Brigade Siaga Bencana (BSB), Nurdin menyiagakan 24 jam, 20 dokter, 16 perawat dan 8 unit mobil ambulance berfasilitas emergency hibah dari Jepang.

Selain itu pula, BSB Bantaeng juga menyiagakan 11 unit mobil pemadam kebakaran berstandar Internasional, yang kemampuannya melebihi armada yang dimiliki Dinas Damkar Makassar. Bahkan, mobil ambulans milik Pemkab Bantaeng kerap dipinjamkan di kabupaten tetangga bilamana ada pasien yang akan dirujuk ke Makassar.

Selain itu pula, Nurdin yang menguasai tiga bahasa asing, Inggris, Jepang, dan Cina, berhasil meyakinkan pemerintah pusat untuk menggelontorkan dana sekitar Rp 120 miliar untuk membangun gedung rumah sakit 8 lantai berstandar internasional di kabupaten seluas 395 kilometer persegi dan dihuni sekitar 180 ribu jiwa ini.

--------
Keterangan:
Artikel asli dibuat oleh Muhammad Nur Abdurrahman - detikNews, pada Kamis, 20/02/2014
http://news.detik.com/read/2014/02/20/093108/2502960/10/2/aksi-dan-ambisi-nurdin-bupati-bergelar-profesor-yang-meraih-50-award

1 komentar:

  1. Untuk memajukan Sulawesi Selatan kedepan membutuhkan sosok pepmimpin seperti beliau #Nurdin Abdullah

    BalasHapus